Sabtu, 10 Desember 2016

Balada Gitar vs Lagu Mellow

Pekan-pekan ini aku mengajarkan sebuah lagu (tidak) baru kepada murid-muridku di kelas satu. Sebuah lagu gubahanku yang diberi judul "Doa untuk Ayah dan Ibu". Sebagaimana layaknya mengajarkan lagu, tentu aku mesti memberi contoh saat menyanyikan lagu sebelum murid-muridku bisa mencontoh dan menirukan/menyanyikannya kembali. Seperti biasa, kubawa gitar lawasku yang sudah setia menemani selama bertahun-tahun belakangan ini.
Setelah kutenteng gitar ini ke kelas pertama tempatku mengajar, ternyata oh ternyata, satu batang tunernya patah dong... Tak bisa kusetem senarnya, akibatnya nadanya jadi terlalu rendah, sementara aku nggak bisa move on dari chord C-G-F andalanku. Akhirnya aku pun minta maaf pada murid-muridku. Kali ini kita nggak pakai gitar yaa. Mari nyanyi ala acapella saja (nggak bermodal banget siih... :p)
Pekan pertama, kuminta anak-anak kelas satu itu menuliskan kembali lirik lagu yang kutulis di papan tulis, sebaris demi sebaris. Anak yang tercepat menyalin dengan tepat, mendapat poin yang akan diakumulasikan untuk mendapatkan reward tertentu. Dengan begini, lebih dari 80% anak termotivasi dan menyalin sebaik-baiknya. Tak ada toleransi. Kurang satu huruf saja tak akan mendapat poin. 
Setelah aktivitas menulis, dilanjut dengan menyanyikan lagu ini.  Kunyanyikan lagu ini sebaris demi sebaris untuk memberi contoh nada yang tepat kepada murid-muridku. Kupastikan anak-anak menirukan nada sesuai dengan yang kucontohkan. Tak puas rasanya mengajarkan lagu tanpa iringan alat musik. :( Tapi anak-anak mengikuti dan menirukan dengan senang hati. Belakangan ketahuan bahwa lagu ini ternyata bikin mellow. Beberapa anak bahkan ada yang sampai berlinang air mata. Oh please... sebegitu melankolisnya, lagu ini di telinga mereka? Maaf maaf ya, kids... aku tetap lanjutkan mengajarkan dan mengulang-ulang lagu ini hingga periode mengajarku usai. Rasanya anak-anak cukup hapal lagu ini, tidak hanya lirik tapi juga melodinya. Tirukan yang benar yaa, karena tidak tepat menyanyikan nada yang dicontohkan bukan berarti pertanda tingginya kreativitas anak, tapi tanda kurang sinkronnya indra pendengaran dengan kepekaan nada :p 
Pekan berikutnya aku meminjam gitarlele yang imut-imut kepada seorang kolega yang memang mengajar musik di sekolah. Canggung rasanya memainkan gitar kecil itu, tapi lumayan juga untuk membuat suasana jadi lebih meriah saat menyanyi di kelas, walaupun lagunya bikin baper (iya gituhh...? :p) Terbukti pekan sebelumnya beberapa anak sempat berurai air mata saat menyanyikannya. Sebegitu mellow-nya kah lagu ini? Atau anak-anaknya aja yang halus perasaan? Hmm... Di kelasku, ada 2-3 anak yang sempat berlinang air mata usai menyanyikan lagu ini. Jadi ketika gurunya mau berfoto bareng gitar kecil ini, ada yang memilih melanjutkan menggambar dan mewarnai, atau mungkin sedang menghayati perasaannya sendiri. Deu... Oke deh. Yang lain, yuk sini, kita berfoto bareng Ms. Dee.

Minggu, 27 November 2016

Rekomendasi Pensil Terbaik Untuk Anak

Sebagai seorang guru SD, ‘mainanku’ nggak jauh-jauh dari alat tulis, pensil untuk lebih spesifiknya. Sebagai guru kesenian, pensil dan alat gambar lainnya jadi teman keseharian. Beragam pensil sudah ‘kucicipi’ dan aku sampai pada kesimpulan bahwa jika aku perlu memberi rekomendasi pensil terbaik untuk anak SD? Pilih Staedtler deh, pensil terbaik untuk anak. 
Staedtler punya sejarah panjang sebagai teman belajar anak sekolah. Pensil ini pertama kali dibuat pada tahun 1662 oleh Friederich Staedtler di Jerman, namun baru 21 tahun kemudian yaitu tahun 1683, pembuatnya mendapat pengakuan sebagai pembuat pensil pertama di dunia. Beratus tahun kemudian (ini betul-betul sejarah panjang, kawan...) generasi ke-3 keturunan Staedtler yaitu Johan Sebastian Staedtler membuat pabrik di kota Nuremberg yang kemudian dinamai pabrik J.S. Staedtler. Hal ini terdorong karena adanya revolusi industri di masa itu. Staedtler telah mengukir sejarah, menjadi penemu pensil dengan bentuk seperti sekarang ini dan masih banyak digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa di dunia hingga saat ini.
Inovasi yang dibuat J.S. Staedtler meramaikan perekonomian di dunia. Produksi pabrik ini rajin diikutsertakan untuk berpartisipasi dalam berbagai pameran besar hingga merambah benua Amerika. Dengan inovasi dan peran sertanya mengharumkan nama Jerman, J.S. Staedtler mendapatkan penghargaan serta medali kehormatan di Nuremberg, London dan Paris. Di tahun 1866 penjualan pensil Staedtler sampai ke beberapa negara besar seperti Amerika, Rusia, Prancis, Austria, Inggris dan Italia. Tidak cukup dengan itu, karena permintaan pasar yang tinggi, pembuatan pensil terus diproduksi dan didistribusikan ke berbagai negara, termasuk Indonesia dengan PT Asaba sebagai importirnya.
PT Asaba sudah lama menjadi penyedia alat tulis dan peralatan kantor termasuk Copier dan Solusi Dokumen, Manajemen Data dan Keamanan Kantor, Perlengkapan Komputer, Digital Printing, Survey Systems, dan lain-lain. PT Asaba mengembangkan efisiensi dan sukses melayani penjualan hingga memiliki jangkauan distribusi di kota-kota besar di Indonesia dengan Jakarta sebagai Head Quarter, dan kantor cabang di berbagai kota besar di Indonesia seperti Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Balikpapan. PT Asaba juga memiliki subdistributor yang luas dan jaringan reseller di kota-kota lain di seluruh Indonesia.
FYI, Pensil STAEDTLER yang pertama kali dibuat adalah Tradition. Sejak aku SD dulu (jangan tanya berapa tahun yang lalu deh :p) pensil Staedtler tradition dengan ciri khas garis merah-hitamnya sudah akrab menemani keseharianku juga teman-teman. Ini adalah produk awal Staedtler yang kemudian diekspor dari Jerman ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Aku yang bersekolah di sebuah SD di pelosok Bandung Selatan pun, cukup mudah mendapatkan pensil ini bahkan bisa dipastikan teman-teman sekelasku pun memilikinya, padahal pabrik pensil ini berada di Jerman. Keren juga ya, anak kampung pakai produk impor. Hehee...
Kantor dan pabrik Staedtler di Jerman
Pensil Staedtler terus menemani masa-masa sekolahku. Hingga saat kuliah di FSRD ITB dulu, pensil Staedtler juga kuakrabi. Satu set Staedtler Mars Lumograph biru dengan beragam mata pensil sesuai dengan tingkat kekerasannya kumiliki sedikitnya satu batang. Mulai dari 2H yang paling keras hingga 8B yang paling lunak dan hitam. Tapi pensil yang paling bersahabat dan jadi favoritku adalah 2B. Pensil ini jadi favorit karena mata pensilnya cukup lunak dengan goresan warna hitam yang bisa menghasilkan tulisan yang tegas dan jelas terbaca. Ini adalah pensil yang ideal untuk anak-anak kelas satu SD yang relatif baru belajar menulis dan menggambar. Selain itu, warna hitamnya menutup area dengan baik hingga sangat direkomendasikan untuk pensil terbaik saat ujian. Ini pun jadi produk yang direkomendasikan untuk anak-anak yang menjalani ujian kelas 6. 
Rahasia pensil ini terletak pada material pembentuk lead atau mata pensilnya. Lead atau mata pensil ini merupakan campuran antara sejenis mineral bumi bernama grafit dengan tanah liat atau clay. Komposisinya berbeda-beda untuk setiap jenis pensil sesuai kebutuhannya. Pada pensil 2B, ini adalah campuran paling ideal sehingga menghasilkan batang pensil yang pas kerasnya dengan goresan hitam yang bersahabat di kertas tapi masih cukup mudah untuk dihapus. 
Seiring dengan waktu, Staedtler pun terus membuat inovasi dengan merilis seri Staedtler Noris Triangular yang sangat pas untuk anak-anak usia sekolah dini. Bentuknya yang segitiga pas digenggam, sehingga anak tidak mudah lelah saat menggenggam pensil untuk menulis atau menggambar. Selain itu, pensil ini tersedia dalam ragam pilihan warna dengan karakter tertentu di setiap warnanya. Mr. Bruno yang bergaris kelabu, Ms. White, Pinky dan Blue yang sesuai dengan namanya, serta Fred yang bergaris kuning dan Rocky si garis hijau. Baiknya, borong saja semuanya ;)
Sementara itu, untuk menggambar, Staedtler pun tak kalah berinovasi. Produk pensil warna bagus berjejer di lini Staedtler Luna. Pensil warna Luna watercolour dibuat dengan lapisan ABS (Anti Break System) yang berfungsi agar mata pensil tak mudah patah. Seiring dengan teknologi terkini, Staedtler mengkombinasikan bahan pensil warna dengan formula ABS sehingga batang pensil lebih kuat dan tak mudah patah. Murid-muridku senang menggunakan pensil warna Luna watercolour dengan keistimewaan efek cat airnya. Kualitas pensil ini berstandar internasional dengan warna lebih cerah dan alami dan arsiran warna yang lebih pekat. Pensil Staedtler Luna watercolour ini terdiri dari berbagai pilihan jumlah warna dengan kelipatan 12 yaitu 12, 24, 36 hingga 48. Tersedia juga Luna dengan kemasan 12 pendek dan bentuk dueto dengan 12 pensil bolak-balik yang terdiri dari 24 warna. Unik dan anak-anak bangga sekali menggunakannya. Berkali-kali mereka pamerkan keistimewaan pensil Luna ini. Dengan berbagai alternatif campuran warna dan efek, aktivitas menggambar dan mewarnai pun jadi sarana untuk mengeksplorasi daya kreativitas anak, dan mereka melakukannya dengan lebih bersemangat. 
Selain Luna watercolour, Staedtler Luna pun memiliki varian Pensil Warna ‘reguler’ yang berbeda dengan karakter pensil warna watercoloured. Pensil warna ini diperuntukkan untuk anak yang baru belajar mewarnai. Walaupun digenggam dengan kuat seperti rata-rata karakter anak yang baru belajar menulis atau menggambar, pensil warna Staedtler LUNA ini tak mudah patah dengan mata pensil yang empuk dan mudah dipakai, yang tersedia dalam banyak pilihan warnanya. 
Satu varian lain dari pensil warna Luna adalah Luna Triangular coloured dan watercoloured. Dengan bentuknya yang segitiga, pensil ini nyaman dalam genggaman anak sehingga tangan tak akan mudah lelah. Bentuknya yang ergonomis dengan ukuran yang ideal, membuat Staedtler LUNA triangular pas di tangan dan nyaman digunakan. Seri pensil warna ini pastinya jadi pensil warna bagus yang direkomendasikan sebagai pensil terbaik untuk anak. 
Mana yang paling tepat untuk dipilih? Silakan sesuaikan dengan kebutuhan. Sebaiknya sih, bawa anak-anak untuk ikut memilih pensil warna yang mereka suka, supaya ada rasa memiliki hingga tumbuh tanggung jawab untuk menjaga barang miliknya. Oya, jangan lupa beri nama ya di setiap batangnya. Pensil terbaik begini, banyak yang punya dan banyak yang suka. Jangan sampai tertukar dengan punya tetangga. Murid-muridku bisa berantem gara-gara rebutan pensil nanti. Jangan sampai deh...

Minggu, 20 November 2016

Staedtler, Pensil Terbaik Untuk Anak

Beberapa tahun ‘ditanam’ sebagai guru kelas satu SD, pastinya beragam hal kualami. Berbagai pengalaman di keseharian anak-anak, seringkali lucu-lucu hingga bikin haru, semua ada jadi satu. Salah satu yang jadi kisah klasik adalah pengalaman yang terkait dengan pensil. Selalu ada cerita tentang itu.
Ada masanya anak-anak sering kehilangan pensil, tapi tak bisa mengenali kembali pensil mereka sendiri. Tanpa identitas pada pensil mereka, nyaris tidak mungkin menemukan pemiliknya. Alhasil, pensil-pensil tak bertuan menumpuk di kelas. Kukumpulkan batang demi batang, sebagai persediaan jika sewaktu-waktu ada anak yang memerlukan. Tak jarang aku bertanya, siapa pemilik pensil ini atau itu. Tapi jawaban mereka senada, “Tidak tahu.”, begitu default-nya. Dengan ringan mereka mengatakan, “Biar saja. Kalau hilang, nanti bunda beli lagi.” :( Begitu mudahnya mereka berkata, tanpa tahu tanggung jawab yang seharusnya mereka miliki. :(
Di tahun berikutnya, kejadian serupa masih terulang. Banyak pensil hilang tak tentu rimbanya, tapi kali ini tak ditemukan jejaknya. Jadi ketika anak mengatakan bahwa pensilnya hilang, ya... memang begitulah adanya. Phew... mungkin ada semacam segitiga bermuda di kelas, sehingga pensil, bersama penghapus, rautan dan sebangsanya bisa lenyap begitu saja.
Dan tahun ini, tak kalah ‘lucunya’, masih tentang pensil. Anak-anak di kelas suka sekali mengetuk-ngetuk pensil ke meja hingga lead atau mata pensil di bagian dalam sudah patah sebelum diraut. Padahal lead pensil ini adalah bagian terpenting dari sebuah pensil. Apa jadinya jika mata pensil patah berulang-ulang? Tentu proses menulis atau menggambar yang jadi sarana pengembangan kreativitas anak jadi terhambat. Jika saja mereka tahu bahwa perjuangan sebuah pensil dalam bentuknya sekarang ini begitu panjang, mungkin mereka bisa lebih menghargainya.
Pensil ini pertama kali dibuat di tahun 1662 oleh Friederich Staedtler di Jerman, namun baru di tahun 1683, pembuatnya mendapat pengakuan sebagai pembuat pensil pertama di dunia. Melihat potensinya, keturunan ke-3 Friedrich Staedtler kemudian mendirikan pabrik pensil di kota Nuremberg yang kemudian dinamai pabrik J.S. Staedtler. Staedtler telah mengukir sejarah sebagai penemu pensil dengan bentuk seperti sekarang ini, dengan batang kayu dan mata pensil dari campuran grafit dan clay di dalamnya. Dan pensil dengan bentuk klasik begini masih banyak digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa di dunia hingga saat ini.
FYI, batang lead atau mata pensil ini merupakan campuran dari materi tanah liat/clay dengan sejenis batuan bernama grafit, tapi singkatnya kita sebut grafit sajalah ya. Komposisi tanah liat dan grafit ini dikombinasikan secara berbeda untuk membentuk kekerasan yang berbeda dari beragam jenis pensil seperti yang kita kenal sekarang, mulai dari yang paling keras yaitu 2H, H, HB, B, 2B dan seterusnya hingga yang paling lunak yaitu 6B. Di masa kuliah dulu, sebagai mahasiswa Seni Rupa, aku cukup familiar dengan ragam jenis pensil ini untuk membentuk beragam efek dan gaya gambar. Isi kotak pensilku rata-rata pensil staedtler Mars Lumograph yang beragam jenisnya. Sebagai mahasiswa yang biasa-biasa saja, rasanya sudah gaya banget deh kalau punya satu set pensil biru itu. Memang di masa itu Staedtler dirasa sebagai pensil terbaik untuk menggambar. Sampai sekarang sih, rasanya ;)
Saat ini, aku nyaman menggunakan pensil 2B. Memang campuran paling ideal ada di batang pensil 2B yang pas kerasnya dengan goresan hitam yang bersahabat di kertas tapi masih cukup mudah untuk dihapus. Recommended deh untuk dipakai anak-anak early elementary yang baru mulai ‘berkenalan’ dengan pensil di masa awal sekolah mereka. Tentu saja, di masa akhir SD saat mereka menjalani ujian pun, pensil 2B tetap jadi partner ideal bagi mereka. Staedtler ini jaminan pensil terbaik untuk anak sepanjang masa deh...
Satu rekomendasi pensil terbaik untuk anak adalah pensil dengan bentuk segitiga, yang disediakan Staedtler. Produk baru andalannya adalah Staedtler Noris Triangular. Pensil ini berbentuk segitiga yang sangat pas digenggam sehingga tangan tidak mudah lelah saat menggunakannya. Terdiri dari enam pilihan warna yaitu biru, pink, hijau, kuning, putih, dan abu-abu, ini bisa jadi pilihan pas untuk masing-masing karakter murid-muridku di kelas satu. Paduan warna pilihan plus label nama akan menjadikan pensil ini punya ‘kepribadian’ unik. Anak-anak nggak akan mau kehilangan dan pastinya akan mereka jaga baik-baik. 
Pensil berbentuk segitiga semacam Staedtler Noris ini memang dianjurkan untuk anak yang baru belajar menulis. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang ergonomis sehingga mudah digenggam atau tepatnya digunakan untuk menulis atau menggambar. Ukurannya pas dan nyaman di jari tangan sehingga mereka tidak mudah lelah saat menggunakannya. Selain itu, pensil Noris ini sudah bersertifikat FSC 100% wood, tanpa bahan tambahan sehingga aman untuk anak. Salah satu pensil terbaik untuk anak, ya pensil Noris Triangular ini.
Selain itu, pensil Staedtler Noris juga memiliki karakter di setiap warnanya, lucu-lucu dan pasti disukai anak-anak. Ayo, miliki salah satunya, segera! ;)
Ragam Karakter Pensil Staedtler Noris Triangular
Tidak jauh berbeda dengan pensil grafit, ‘nasib’ pensil warna pun tak jauh berbeda. Sebagian orang tua murid membekali anak-anaknya dengan pensil warna, mungkin dengan pertimbangan supaya bersih dan tidak mudah patah seperti halnya crayon. Sebetulnya, menurut pendapatku sebagai guru kesenian, crayon lebih pas untuk anak SD kelas kecil karena cepat menutup permukaan dan mudah dibaurkan untuk mencampur warna. Tapi salah satu produk Staedtler adalah pensil warna bagus yang tersedia dalam kemasan 12, 24 hingga 48 warna. Kelebihan pensil warna ini punya mata pensil yang lembut tapi warna cukup kuat.
Varian lain dari pensil warna Luna adalah Luna Triangular coloured dan watercoloured. Dengan bentuknya yang segitiga, pensil ini nyaman dalam genggaman anak sehingga tangan tak akan mudah lelah. Bentuknya yang ergonomis dengan ukuran yang ideal, membuat Staedtler LUNA triangular pas di tangan dan nyaman digunakan. Seri pensil warna ini pastinya jadi pensil warna bagus yang direkomendasikan sebagai pensil terbaik untuk anak. Sedangkan pensil warna Luna watercolour mengandung pigmen warna yang bisa dibaurkan dengan air untuk menghasilkan efek cat air.
Pensil warna ini dibuat dengan lapisan ABS (Anti Break System) yang berfungsi agar mata pensil tak mudah patah. Seiring dengan teknologi terkini, Staedtler mengkombinasikan bahan pensil warna dengan formula ABS sehingga batang pensil lebih kuat dan tak mudah patah. Murid-muridku senang menggunakan pensil warna Luna watercolour dengan keistimewaan efek cat airnya. Kualitas pensil ini berstandar internasional dengan warna lebih cerah dan alami dan arsiran warna yang lebih pekat. Wah... anak-anak senang sekali bereksplorasi dengan pensil warna ini. Mereka senang menggunakannya, dan di saat yang sama sekaligus mengasah kreativitas anak. Ini jadi salah satu produk rekomendasi untuk pensil warna bagus
Ragam pensil warna Staedtler Luna
Eh seriusan, bukan cuma anak-anak, aku juga mau banget punya pensil warna Luna ini. Setelah coba-coba menggunakan pensil warna anak-anak yang tercecer dan tak beridentitas, tampaknya aku harus punya sendiri deh, buat modal mengajar dong. Masa pengen pensil warna bagus tapi modalnya jadi pemulung doang. Aku akan contohkan, pensil pun kuberi nama satu-satu, supaya tidak tercecer dan dipulung orang :p

Sabtu, 21 Mei 2016

Tutorial Origami Kotak Segi Empat

Membuat karya origami itu menyenangkan sekali. Kepuasan ketika berhasil menyelesaikan sebuah bentuk dengan sukses itu, whoaa... tak terkatakan. Tahun lalu, saya menugaskan pembuatan kotak segi tiga untuk murid-murid di kelas 6. Origami ini cukup njelimet untuk dibuat. Anak-anak kelas 6 tahun ini pun sudah belajar membuatnya. Setelah itu selesai, dilanjut dengan membuat kotak segi empat. Membuatnya bisa cepat kok. Tahap-tahap pembuatannya pun lebih sederhana dibandingkan dengan cara pembuatan kotak segi tiga. Buktikan sendiri yuk, lihat langkah-langkah pembuatannya di video di bawah ini.
Tutorial langkah-langkah pembuatannya, sudah tersedia di beberapa laman website di jagad maya sebetulnya, tapi ternyata saya sendiri masih agak pusing mencari tips dan trik paling sip untuk menyelesaikan kotak origami ini. Bertolak dari itu, saya beranikan diri untuk membuat tutorial cara pembuatan kotak segi empat ini. Di video berikut ini yaa.

Video ini memberi gambaran, bahwa sebuah karya, kotak segi empat hasil melipat-lipat kertas itu tidak serta merta terwujud dalam sekejap mata, tapi bisa cukup cepat dibuat jika mau memperhatikan secara cermat. Membuat video tutorial ini juga tidak sederhana walaupun tidak runit-rumit amat juga... . Kembali, video 'mission is possible' ini dibuat untuk ikut berpartisipasi di lomba vlog yang digelar Emak Gaoel.
Setelah berkutat dengan MovieMaker dan tidak kunjung sukses, saya pun melirik dunia maya, mencari-cari aplikasi movie maker online atau video maker gratisan. Ehehee... Ketemulah WeVideo ini yang langsung saya jajal untuk mengeksekusi video tutorial ini. Kali ini cara pembuatan tutup kotak segi empat.
Masih mengandalkan foto-foto hasil bidikan kamera dari posel cerdas saya yang standar saja adanya, bukan handphone canggih sekelas Smartfren Andromax, saya ambil belasan gambar di lantai ruang kelas setelah murid-murid pulang sekolah. Setelah itu, saya mengeditnya sedikit di Microsoft Office Picture Manager hingga foto-foto itu siap diunggah ke WeVideo. Menambahkan sedikit teks, menambahkan judul dan musik (bisa pilih-pilih sendiri di web tersebut), lalu sambungkan dengan account YouTube yang saya miliki Setelah itu, voila... tak berapa lama kemudian video tutorial ini sudah ikut nampang di jagad maya. Tapi yaa... namanya juga aplikasi gratisan, kualitasnya ya sekedarnya saja deh. Teks yang saya sertakan dalam video itu jadi tampak buram. Maaf maaf yaa, jika jadinya kurang jelas. :(
Untuk yang sudah melihat video tutorialnya, selamat berkarya membuat kotak segi empat ini ya. Jangan ragu untuk berkreasi dengan kertas berbagai warna dan motif. Kreasikan kertas polos dengan corak, atau polos dengan warna-warni serba seru. Mari berkarya lagiii...

Minggu, 07 Februari 2016

Beasiswa Al Irsyad Satya 2016

Tahun ini, Al Irsyad Satya kembali membuka peluang untuk bersekolah dengan beasiswa penuh untuk penerimaan siswa di tahun akademik 2016-2017. Syarat dan ketentuan bisa disimak di poster berikut ini. Silakan juga tanya langsung ke admin sekolah kami untuk mendapatkan penjelasan lebih terperinci.
Kesempatan ini terbuka untuk siswa kelas 6 yang akan masuk Secondary 1 di tahun ajaran depan, atau siswa kelas 3 SMP yang akan masuk Junior College. Untuk mempelajari tahapan sekolah dan ragam ketentuan lainnya, silakan kunjungi website resmi sekolah kami, alirsyadsatya.sch.id

Origami Balon

Tampak simpel. Aktivitas ekskul kita di hari yang lalu. Pertemuan pertama di tahun ajaran baru setelah libur 2 bulanan. Mengulang aktivitas ...